Eksklusif

Informatif

*_* selamat datang kembali di blogkita *_* nikmati berbagai artikel menarik dan inspiratif *_* terima kasih telah berkunjung *_* salam sukses selalu *_*

Senin, 03 Februari 2014

Penyakit Jantung Koroner

Gangguan jantung yang sering terjadi ialah jantung koroner. Gangguan jantung tersebut termasuk kedalam lima penyakit penyumbang angka kematian tertinggi. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 Kementerian kesehatan Indonesia, disebutkan rata-rata lebih dari 220 ribu jiwa meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung di Indonesia. Dijelaskan bahwa serangan jantung dapat terjadi karena penyempitan pembuluh darah koroner akibat plak atau penumpukan lemak seperti kolesterol pada dinding pembuluh. Penyempritan ini akan menghambat aliran darah menuju jantung. Sehingga jantung tidak mendapat asupan oksigen yang cukup untuk bekerja secara optimal, terangnya. Bila keadaan ini terus berlanjut bukan tidak mungkin dapat menyebabkan matinya otot jantung (myocardinal infarction) atau yang dikenal sebagai serangan jantung.

Mengenai serangan jantung secara tiba-tiba, misalnya pada saat berolahraga perlu digaris bawahi bahwa serangan jantung tidak terjadi begitu saja tanpa ada latar belakang yang menjadi pemicunya. Terdapat proses panjang yang menyebabkan seseorang kemudian mengalami serangan jantung. Karena proses penumpukan plak pada dinding pembuluh hingga menyebabkan penyumbatan, tidak terjadi setahun atau dua tahun. Pada mereka yang terdeteksi mengalami gangguan jantung, pada pembuluh arterinya (pembuluh darah menuju jantung) ada hambatan namun tidak terlalu parah. Jika arteri hanya terhambat sedikit, otot jantung tetap mendapat pasokan darah yang memadai, termasuk pada saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang cukup berat. Namun jika sumbatan pada artei sudah parah, maka pasokan darah akan tersendat saat istirahat apalagi ketiak berolahraga.

Memiliki jantung yang prima adalah impian semua orang. Tidak mudah memang, mengingat rentannya organ ini terhadap berbagai gangguan baik yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat maupun yang telah dibawa sejak lahir. Namun kita masih bisa berbuat sesuatu untuk mengembalikan kondisi jantung atau setidaknya mempertahankan apa yang dimiliki saat ini. Cobalah untuk mulai membiasakan pola hidup sehat dengan berolahraga secara teratur. Segera tinggalkan kebiasaan lama yang membahayakan kesehatan misalnya merokok dan makan makanan yang berkolesterol. Sediakan waktu istirahat yang cukup dan relakslah. Semua ini bisa menjadi awal yang baik untuk kesehatan anda.

Stres Sebabkan Gangguan Kesehatan

Berangkat tergesa - gesa karena takut terlambat lagi. Terjebak kemacetan di tengah lalu lintas yang semrawut. Hingga setumpuk pekerjaan yang sudah menanti begitu anda sampai di tempat kerja. Semua ini adalah rutinitas yang cukup melelahkan dan bisa memicu stress yang berdampak buruk terhadap tubuh manusia.

Stres dan depresi yang dianggap sebagai penyakit kejiwaan di jaman kita saat ini, selain menyangkut kejiwaan juga mewujud ke dalam berbagai bentuk kerusakan tubuh manusia. Memang stres dan depresi bukan satu-satunya penyebab kerusakan tubuh namun secara ilmiah telah dibuktikan bahwa penyebab gangguan-gangguan kesehatan semacam itu biasanya bersifat kejiwaan.

Gejala Serangan Jantung

Gejala serangan jantung biasanya diawali dengan rasa nyeri didada. Namun tak semua nyeri menjadi indikasi serangan jantung. Nyeri seperti diremas atau ditekan benda berat. Nyeri ini tidak dapat ditunjuk, namun menyebar ke seluruh bagian didada ungkapnya. Serangan jantung bisa diikuti gejala sistemik yang seringkali salah persepsi. Kadang orang yang suka nyeri di ulu hati, menganggap menderita sakit maag. Namun setelah diobati tidak sembuh-sembuh. Ini juga perlu diwaspadai. Sesak didada yang sering dianggap masuk angin itu juga gejala penyakit jantung.

Banyak masyarakat kita yang sering mengeluh masuk angin atau memiliki istilah angin duduk karena merasakan nyeri dan sesak di dada. Perlu diingat bahwa jika seseorang sering mengalami keluhan tersebut serta memiliki faktor resiko jantung, maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan. Denyut jantung dengan cepat dan tidak beraturan, apalagi dibarengi rasa lemas, pusing, atau napas pendek, hal itu bisa juga menjadi tanda serangan jantung.

Sedangkan gangguan lemah jantung disebabkan jarena kemampuan pompa jantung tidak kuat. Berbeda dengan jantung koroner, lemah jantung merupakan gangguan bawaan lahir. Biasanya mereka yang memiliki lemah jantung sering merasa cepat lelah, sesak napas, tidak mampu tidur terlentang, hingga bisa pingsan. Gangguan terdiri dari kongenital, gangguan katup, bisa juga darah tinggi, atau arus listrik di jantungnya yang tidak baik.

Berbagai gangguan seperti yang tersebut di atas mengindikasikan betapa rapuhnya jantung, organ yang sangat vital dalam hidup kita. Jika tidak dirawat dengan telaten organ vital tersebut tidak akan bisa lagi menunaikan tugasnya dengan baik dan akan kehilangan kemampuannya. Sayangi jantung mu. Sebuah tagline yang cukup populer dan bertujuan agar kita lebih peduli pada kesehatan jantung. Tidak berlebihan memang, karena tanpa jantung yang sehat mustahil kita akan dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari dengan optimal.

Dampak Negatif Stres dan Depresi

Stres dan depresi adalah gangguan kesehatan yang melanda sebagian besar penduduk di berbagai belahan dunia dewasa ini. Selain tuntutan hidup yang makin tinggi, kebiasaan buruk dan kondisi lingkungan yang tidak sehat juga berkontribusi dalam memperparah dampak stres dan depresi. Sebisa mungkin hindarilah stres dan depresi. Jangan biarkan stres dan depresi yang berkepanjangan menggerogoti kesehatan kita. Segera atasi dengan menuntaskan akar permasalahan yang memicunya. Kita semua berpotensi mengalami stres dan depresi karena selalu dihadapkan dengan berbagai faktor yang memicunya dalam kehidupan sehari-hari. Yang dapat kita lakukan adalah meminimalisir faktor resiko agar tidak terkena dampak buruk dari stres dan depresi seperti:

Kerja Berlebihan Tingkatkan Resiko Serangan Jantung

Berhati-hatilah mereka yang sering bekerja lembur atau memiliki jam kerja yang panjang. Penelitian terbaru yang ditaja oleh salah satu universitas terkemuka di London menunjukkan, mereka yang bekerja sebelas jam atau lebih setiap hari memiliki resiko lebih tinggi terkena gangguan jantung dibandingkan mereka dengan jam kerja yang lebih pendek.

Penelitian dilakukan terhadap 7.095 orang dewasa berusia 39-63 tahun dengan 2109 diantaranya adalah perempuan. Hampir sepuluh persen responden bekerja dalam jam kerja yang panjang. Penelitian yang telah dilakukan sejak awal tahun 1990 ini menunjukkan hasil bahwa mereka yang bekerja sebelas jam sehari, sebanyak 66 persen lebih tinggi mengalami serangan jantung atau meninggal karenanya dibandingkan dengan mereka yang bekerja tujuh sampai delapan jam sehari. Sementara itu, beberapa ilmuwan lain menyebutkan pekerjaan yang penuh dengan tantangan dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung pada perempuan muda. Gejala serangannya ditandai dengan rasa nyeri di dada yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh arteri yang memasok darah ke otot jantung.

Menurut Dr. Linda Lisong Sp.JP jam kerja yang panjang dapat memicu stres kronik yang secara langsung mempengaruhi proses metabolisme. Ketika terjadi stres, maka adrenalin akan terangsang. Saat adrenalin meningkat, otomatis jantungpun akan terpacu untuk bekerja lebih keras. Hal ini dapat memicu terjadinya atherosclerosis atau penyempitan pembuluh arteri, terangnya.

Setiap pekerjaan pasti memiliki tantangan tersendiri, hingga menimbulkan stres. Stres tidak dapat dihindari, namun bisa dikendalikan. Untuk mengurangi resiko kesehatan akibat stres disarankan agar kita memilih pekerjaan dengan waktu yang fleksibel misalnya dengan bekerja online. Anda bisa atur sendiri kapan akan memulai dan mengakhiri suatu pekerjaan sehingga memungkinkan anda untuk punya waktu istirahat yang berkualitas serta menyediakan waktu untuk diri sendiri. Selain itu, binalah hubungan baik dengan keluarga, bersahabat dan jalinlah kehangatan dengan teman-teman.

Efek Negatif Hipertensi

Tingginya tekanan darah atau dikenal juga sebagai hipertensi adalah kondisi yang tidak boleh diremehkan. Tekanan darah tinggi dapat memiliki konsekuensi serius bagi kesehatan Anda. Untuk mencegah potensi masalah, Anda perlu memantau dan mengendalikan tekanan darah Anda. Berikut adalah efek negatif dari hipertensi yang tidak terkelola dengan baik:
  • Efek pada Pembuluh darah
    Tekanan tinggi yang berkelanjutan pada pembuluh darah membuat dinding arteri menjadi rusak. Akibatnya, dinding arteri akan memulihkan diri sehingga lebih tebal, lebih keras dan kurang elastis. Kondisi ini disebut arterosklerosis atau pengerasan arteri. Anda dapat mengalami arterosklerosis secara alami oleh proses penuaan, tetapi tekanan darah tinggi dapat mempercepat prosesnya. Arteri yang mengeras dan kaku lebih rentan untuk pecah dan tersumbat, yang menyebabkan kerusakan pada organ-organ yang seharusnya disuplai oleh pembuluh darah tersebut.

    Tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan aneurisma. Aneurisma terjadi ketika sebagian arteri menjadi lemah dan menggelembung seperti balon karena tekanan ekstra terus-menerus.  Aneurisma berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun dan seringkali tidak menimbulkan gejala. Jika gelembung ini pecah, perdarahan yang berbahaya dapat terjadi di dalam tubuh.  Aneurisma dapat terjadi di mana saja, namun paling umum pada aorta yang memasok darah ke perut, panggul, dan kaki (aneurisma aorta perut)
  • Efek pada Jantung
    Jika pembuluh darah Anda menyempit dan mengeras, jantung Anda harus memompa lebih keras untuk mengalirkan darah. Jantung adalah sebuah massa otot, dan seperti massa otot lainnya kerja keras itu membuat jantung Anda membesar. Ventrikel kiri dapat menebal atau mengeras (hipertrofi ventrikel kiri). Hal ini tidak baik. Jantung Anda akan melar dan sejumlah darah yang seharusnya terpompa ke tubuh Anda tetap berada di dalam jantung. Akhirnya, jantung Anda mulai melemah karena tidak bisa terus-menerus bekerja keras untuk memompa darah. Ketika jantung tidak bisa lagi memompa darah dengan sempurna ke pembuluh-pembuluh arteri, Anda memiliki apa yang dikenal sebagai gagal jantung atau payah jantung.

    Jika arteri jantung (arteri koroner) tersumbat sehingga tidak memungkinkan darah mengalir bebas ke dalam jantung Anda, Anda mengalami apa yang disebut sebagai penyakit jantung koroner. Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner karena tekanan darah yang terus-menerus tinggi membebani dinding arteri. Seiring waktu, tekanan ekstra ini dapat merusak arteri. Pembuluh arteri yang terluka lebih mungkin untuk menyempit dan mengeras oleh deposit lemak (plak).
  • Efek pada Otak
    Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh-pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat. Jaringan otak akan kekurangan nutrisi dan oksigen. Kondisi ini dikenal sebagai stroke, yang dapat menyebabkan masalah serius dan bahkan kematian. Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama stroke.

    Selain stroke, hipertensi juga dapat menyebabkan demensia, penyakit otak yang mengakibatkan masalah berpikir, berbicara, penalaran, visi memori, dan gerakan. Ada beberapa penyebab demensia. Salah satu penyebabnya, demensia vaskular, adalah hasil dari penyempitan dan penyumbatan arteri yang memasok darah ke otak.
  • Efek pada Ginjal
    Ginjal adalah organ penting lain yang dapat rusak oleh tekanan darah tinggi. Jika arteri yang memasok darah ke ginjal rusak, jaringan ginjal tidak mendapatkan darah yang dibutuhkan dan secara bertahap akan kehilangan kemampuan untuk berfungsi. Kondisi ini disebut penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal. Kondisi ini sangat berbahaya karena kerusakan ginjal dapat meningkatkan tekanan darah lebih tinggi lagi.
  • Efek pada Mata
    Pembuluh-pembuluh darah kecil memasok darah ke mata. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah kecil sehingga suplai darah ke mata berkurang atau terhenti. Retinopati hipertensi terjadi ketika retina rusak karena tekanan darah tinggi. Retina adalah lapisan jaringan di bagian belakang mata yang mengubah cahaya yang masuk mata menjadi sinyal saraf yang dikirim ke otak.  Semakin lama tekanan darah tinggi, semakin parah kerusakan yang mungkin terjadi pada retina.  Saraf di mata mungkin juga dapat mati karena kekurangan pasokan darah. Kondisi ini disebut neuropati optik iskemik. Semua kondisi tersebut dapat menyebabkan penglihatan kabur atau kebutaan total.
Melihat betapa fatalnya efek negatif dari hipertensi terhadap organ-organ vital maka sudah semestinyalah kesehatan menjadi prioritas utama. Dengan menjaga pola hidup sehat otomatis dapat mencegah berbagai penyakit berbahaya yang mengancam keselamatan jiwa.

Minggu, 02 Februari 2014

Manajemen Waktu

Jam kerja yang fleksibel memang sangat menguntungkan jika dilihat dari berbagai aspek. Tidak terkecuali dalam hal ini adalah dari aspek kesehatan. Dengan adanya jam kerja yang fleksibel berarti tercapai keseimbangan di antara waktu bekerja dan beristirahat. Memiliki jam kerja fleksibel erat kaitannya dengan manajemen waktu. Dengan memanaje waktu secara efisien, maka apa yang ingin dicapai menjadi terwujud. Manajemen waktu yang efisien itulah yang diterapkan sehingga dapat tepat waktu dalam menyelesaikan setiap pekerjaan tanpa mengorbankan kesehatan. Manajemen waktu dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
  • Buatlah daftar dan tentukan prioritas sasaran mingguan.
  • Buatlah daftar “to do” harian, dan tentukan skala prioritas misalnya berdasarkan urutan abjad yang dimulai dari A atau menurut angka di mana angka 1 menjadi perhatian utama.
  • Curahkan perhatian utama pada prioritas A misalnya.
  • Tangani setiap tugas sekali jalan hingga tuntas dan meyakinkan.
  • Terus menerus bertanya, “Bagaimana cara terbaik menggunakan waktu saya sekarang? dan KERJAKAN! Intinya adalah “kerjakan apa yang kamu tuliskan, dan tuliskan apa yang kamu kerjakan”. Semua itu dikerjakan menggunakan cara. Cara terbaik untuk memulai adalah dengan memulainya (Marie Edmund Jones).